fairwayde.com – Kenaikan cukai rokok memang efektif menekan sebagian konsumsi, bahkan mencegah stunting, tapi juga menimbulkan tekanan pada masyarakat miskin dan mendorong peredaran rokok ilegal yang merugikan negara. Untuk mencapai keseimbangan, dibutuhkan kebijakan holistik: penegakan hukum, edukasi kesehatan, perlindungan sosial, serta dukungan bagi petani tembakau. Tanpa itu, tujuan pengendalian konsumsi dapat tercapai, namun kesejahteraan dan stabilitas ekonomi rumah tangga justru terdampak.

1. Tekanan pada Daya Beli Keluarga Menengah ke Bawah

  • Sebagian besar pengeluaran rumah tangga kelas menengah-bawah digunakan untuk rokok: sekitar 63% rumah tangga mengalokasikan anggaran untuk tembakau, sering kali melebihi pengeluaran untuk bahan makanan . 
  • Ketika harga rokok naik, konsumen hanya punya dua pilihan: potong item kebutuhan pokok atau terus membeli rokok—membebani daya beli dan menekan konsumsi penting lainnya. 

2. Keseimbangan Tujuan Kesehatan Versus Ekonomi

  • Tujuan utama cukai adalah mengurangi konsumsi rokok, namun riset menunjukkan efek substitusi: 
    • Setiap kenaikan 1% pada cukai mengurangi konsumsi rokok sekitar 1,056%. 
    • Konsumen bergeser dari rokok mahal ke kelas lebih murah, bahkan ke rokok ilegal —tetapi total konsumsi tidak banyak menurun. 

3. Peredaran Rokok Ilegal Meningkat

  • Cukai tinggi memperluas kesenjangan harga antara rokok legal dan ilegal, memicu migrasi ke rokok tanpa cukai. 
  • Tantangan dalam penegakan hukum mendorong distribusi rokok gelap, yang mengurangi penerimaan negara dan tetap membebani konsumen. 

4. Risiko Pengorbanan Kebutuhan Dasar

  • Ketika alokasi belanja untuk rokok naik, keluarga miskin dan menengah terbiasa memprioritaskan tembakau — bahkan di atas kebutuhan pokok anak, dengan risiko stunting dan masalah gizi. 
  • Studi UI menunjukkan 1% pengeluaran lebih untuk rokok meningkatkan risiko kemiskinan sebesar 6%. 

5. Dampak Sistem Kesehatan & Fiskal

  • Merokok memicu beban kesehatan hingga Rp 17–28 triliun per tahun Perburuan Trenggiling, dengan Rp 10–15 triliun ditanggung BPJS. 
  • Sisi positif: penerimaan cukai rokok membantu membiayai JKN. 
  • Namun, jika kenaikan cukai mengonversi konsumen ke rokok ilegal, risiko pengurangan penerimaan dan peningkatan beban kesehatan makin nyata. 

6. Evaluasi Kebijakan & Rekomendasi

Perlu strategi seimbang, bukan hanya menaikkan tarif:

  • Lakukan penegakan tegas terhadap rokok ilegal untuk menutup celah pasar. 
  • Tarik distribusi kenaikan cukai ke: edukasi antirokok, bantuan sosial untuk keluarga miskin dan dukungan diversifikasi petani tembakau. 
  • Struktur harga antargolongan rokok harus seimbang untuk mencegah substitusi ke kelas lebih rendah. 
  • Kombinasikan dengan kampanye kesadaran dan layanan berhenti merokok untuk meningkatkan efektivitas pengurangan prevalensi perokok. 

Ringkasan Utama

Dimensi Efek Kenaikan Cukai Tinggi
Daya Beli Warga Tekan, terutama kelompok menengah-bawah
Perilaku Konsumer Beralih ke rokok illegal/lebih murah
Kesehatan Publik Beberapa berhasil dikendalikan, namun beban biaya BPJS masih tinggi
Fiskal Negara Potensi pendapatan rokok ilegal mengurangi penerimaan
Kebijakan Optimal Kombinasi cukai, edukasi, penegakan hukum, proteksi sosial

 

 

 

By admin